Wednesday, October 21, 2015

Asap Yang Tak Dirindukan

Asap Kalimantan
Huff... Pekat sekali,... rasanya gumpalan asap bukan hanya bisa dilihat dari satelitnya google, lebih jelas lagi... gumpalan asap ini sudah membuat sesak pernapasan saya...
Perjalanan ke kandangan ke kampung halaman sitri yang biasanya bisa dinikmati kali ini jauh berbeda. Jangankan untuk cuci mata, sekear ntuk bernafas lega pun sudah tak nyaman. Asap di mana-mana. Tak perduli waktu, asap menghiasi pandangan sejauh mata memanda.... sejak pagi sampai malam.
Istri saya asli kandangan, salah satu kota di provinsi Kalimantan Selatan. Kandangan bisa ditempuh dengan perjalanan darat, idealnya makan waktu hanya 3 jam dari Banjarmasin. Namun berbeda dalam kondisi berasap seperti sekarang. Mobil tak ada yang bernyali memacu kecepatannya. Jarak pandang tak lebih dari 20 meter. Semua seakan merayap, hasilnya pun saya sampai tujuan lebih dari enam jam.
Asap ini memang seperti tak terkalahkan, sudah tutup jendela pun masih bisa menyusup masuk ke dalam mobil, entah masuk lewat celah mana...
Sesampainya d rumah mertua, asap masih setia menemani sampai di sini... Bersahabat sekali ya...
Ngomongin asap, sebetulnya ada rasa heran. Kebetulan saya baru datang dari Bandung, Sebelum saya pulang, warga Bandung sedang meriah merayakan kemenangan tim sepak bolanya yang baru bertanding di Gelora Bung Karno. Uniknya, untuk pengamanan para sporter, Jakarta sampai menerapkan kondisi Siaga satu. Dikerahkan sejumlah kekuatan besar dari Polri, TNI, bahkan sampai ke Satpol PP. Padahal penyebab kondisi keramaian itu nggak penting-penting amat, cuma sekedar sepak bola... tanpa sepak bola dunia nggak akan runtuh kok...
Sekarang coba bandingkan, mana yang lebih kritis, kondisi Jakarta apa kondisi asap d Kalimantan? Kalo pada rezim sebelumnya masalah asap ini selesai dalam dua minggu. Pada rezim kali ini kental sekali pembiarannya, malah sempat-sempatnya dijadikan ajang pencitraan... Sibuk membangun image aja sih...
Saya sebagai bagian dari rakyat NKRI amat sangat tidak rela dengan gaya kepemimpinan seperti ini. Bahkan sehelai rambut pun saya nggak rela.